Friday, 6 January 2017

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP”



DISUSUN OLEH         :  MUHAMMAD HAFIDZ
NPM                              :  14216883
KELAS                         :  1EA22
DOSEN                         :  SARWOKO


UNIVERSITAS GUNADARMA





BAB I
PENDAHULUAN



Latar Belakang

            Dua kekayaan manusia yang paling utama ialah “akal dan budi” atau lazimnya disebut pikiran dan perasaan. Disatu sisi akal dan budi atau pikiran dan perasaan tersebut telah memungkinkan munculnya tuntutan-tuntutan hidup manusia yang lebih daripada tuntutan hidup makhluk lain.
Disisi lain akal dan budi memungkinkan munculnya karya-karya manusia yang sampai kapanpun tidak pernah akan dapat dihasilkan oleh makhluk lain. Cipta, karsa, dan rasa pada manusia yakni sebagai buah akal budinya terus mekaju tanpa hentinya berusaha menciptakan benda-benda baru untuk memenuhi kebutuhan hidup. Baik yang bersifat rohani maupun bersifat jasmani.  Dalam pikiran dan perasaan manusia, ada beberapa faktor penting yang harus menajadikan manusia sebagai makhluk yang berakal.




  

1. PANDANGAN HIDUP DAN IDEOLOGI
Apa itu pandangan hidup dan ideologi?
Ideologi menurut William (1959) mengandung dua hal, yaitu (1) unsur-unsur filsafat yang digunakan, atau unsur yang digunakan sebagai dasar suatu kegiatan, dan (2) pembenaran intelektual untuk seperangkat norma-norma. Munandar Sulaiman (1987:   76) menyimpulkan pendapat Lenski (1974) yang menyatakan bahwa ideologi merupakan komponen dasar terakhir dari sistem-sistem sosiobudaya. Bagi masyarakat, ideologi tersusun dari tiga unsur yaitu:
-Pandangan Hidup
-Nilai-nilai
-Norma
Pandangan hidup cenderung diikat oleh nilai-nilai sehingga berfungsi sebagai  pelengkap nilai-nilai dalam pembuatan pembeneran atau rasionalisasi nilai-nilai. Norma berbeda dengan nilai karena digunakan untuk hampir seluruh aturan khusus, sebaliknya nilai digunakan untuk pengertian umum. Norma berlaku untuk menentukan perilaku perintah, atau larangan untuk suatu kewajiban dari peranan fisik dalam suatu spesifik pula. 
Dengan demikian ideologi lebih luas daripada pandangan hidup. Ideologi tidak digunakan untuk hubungan individu tetapi untuk hal yang lebih luas, seperti ideologi negara, masyarakat, atau kelompok tertentu. Ideologi sebagai pedoman hidup merupakan cita-cita yang ingin dicapai banyak individu di dalam masyarakat.


2. MAKNA CITA-CITA
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup. Cita-cita, kebajikan, dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri dari cita-cita, kebajikan dan sikap hidup itu.
Cita-cita tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia, karena tanpa cita-cita berarti manusia tanpa dinamika. Tak ada dinamika berarti tak ada kemajuan dan hidup asal hidup saja.
.




3. MAKNA KEBAJIKAN
Kebajikan atau kebaikan atau perbuatan yang mendatangkan kebaikan pada hakikatnya sama dengan perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika.
Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik, makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Manusia adalah seorang pribadi yang utuh yang terdiri atas jiwa dan badan. Kedua unsur itu terpisah apabila manusia itu meninggal. Karena merupakan pribadi, manusia mempunyai pendapat sendiri, ia mencintai diri sendiri, perasaan sendiri, cita-cita sendiri, dan sebagainya. Justru karena mementingkan diri sendiri, seringkali manusia tidak mengenal kebajikan.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu: manusia sebagai pribadi, manusia sebagai anggota masyarakat, manusia sebagai makhluk tuhan.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat dan hukum Tuhan. Kebajikan berarti berlaku sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya. 

4. MAKNA SIKAP HIDUP
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam mengenai hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap yang positif atau negatif? Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai sikap apatis?
Sikap itu ada di dalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu. Sikap itu penting; setiap manusia mempunyai sikap dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemampuan yang membentuknya. Pembentukan sikap ini terjadi melalui pendidikan.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi dan lingkungan. Dalam menghadapi kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi kelompok manusia ada beberapa sikap etis dan sikap non etis. Sikap etis ini disebut sikap positif. Dan sikap non etis disebut sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu: sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani, sikap arif, sikap rendah hati, dan sikap bangga. Sikap non etis atau sikap negatif ialah: sikap kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh dan sikap rendah diri.

5. MANUSIA DAN PANDANGAN HIDUP
Pandangan hidup berupa sesuatu penggaris yang mungkin dapat dinyatakan  dengan kata-kata sebagai rumusan/formula, tetapi juga tak dapat dinyatakan dengan rumusan, sebab: 
-Orang sulit menyusun perasaan, pikiran, dan kejiwaannya
-Juga karena ia sendiri menyadari bahwa mungkin ia dapat berbuat atau bertindak yang melanggar prinsip-prinsip yang dikatakan.
-Dan khawatir kalau-kalau ada kritik besar dan penyelewengan pandangan hidup dari anak-anak atau orang yang dibimbing.

Pandangan hidup merupakan suatu dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan rohani dan jasmani. Pandangan hidiup adalah juga filsafat hidup. Sesuai dengan arti filsafat yaitu cinta akan kebenaran  tentulah bentuk kebeneran  yang akan dicapai adalah kebenaran yang dapat diterima oleh siapa saja. Pandangan hidup dimiliki oleh semua orang atau semua golongan. Maka penggolongan yang paling ringan adalah pandangan besar:
-Beragama dan beriman
-Tidak beragama tetapi mengikuti garis ajaran satu atau lebih dari agama yang ada
-Materialistik dan sekuler

Pandangan hidup berbeda dengan cita-cita. Cita-cita misalnya:
-Ingin punya istri cantik, terpelajar tapi setia.
-Ingin punya suami tinggi, tampan, pilot dan setia.
-Ingin jadi insyinyur, dokter atau pilot

Sedangkan pandangan hidup:
-Hidup bahagia, hidup sejahtera.
-Hidup sejahtera, penuh kebahagiaan, dan cinta kasih
-Hidup panjang umur untuk sanak kerabat dan dirinya serta bahagia, penuh cinta kasih.




KESIMPULAN


Pandangan hidup adalah sebagai pegangan dan pedoman bagaimana cara memecahkan suatu masalah kehidupan bangsa yang makin maju agar kokoh lestari dan bahagia. Dan cita-cita adalah suatu keinginan yang terkandung di dalam hati. Karena itu, cita-cita juga berarti angan angan, keinginan, harapan, atau tujuan.



  


DAFTAR PUSTAKA
1.      Mochtar Hadi, dkk., Ilmu Budaya Dasar, UNS, Surakarta, 1986.
2.      Suyadi M.P., Drs., Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta 1985.
3.      M. Habib Mustopo, Manusia dan Budaya, Kumpulan Essay, Ilmu Budaya Dasar, Usaha Nasional, Surabaya, 1983.

4.      Pudjawiyatna, Prof. Ir., Etika Filsafat Tingkah Laku, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1982.

No comments:

Post a Comment