Friday, 6 January 2017

MAKALAH ILMU BUDAYA DASAR MANUSIA DAN PENDERITAAN

MAKALAH
ILMU BUDAYA DASAR
“MANUSIA DAN PENDERITAAN”




DOSEN                         : SARWOKO
DISUSUN OLEH         : MUHAMMAD HAFIDZ
NPM                              : 14216883
KELAS                         : 1EA22


UNIVERSITAS GUNADARMA




BAB I
PENDAHULUAN


Latar Belakang

            Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti pernah mengalami atau merasakan penderitaan. Baik penderitaan itu ringan atau pun berat. Hidup tidak lah selalu bahagia tuhan memiliki caranya sendiri untuk mengukur seberapa berat kuat iman kita ketika kita mengalami penderitaan. Hidup pun di dunia ini tidak selalu menderita, sedih, atau pun susah. Terkadang, saat manusia selalu terbuai dengan kesenangan-kesenangan duniawi pun manusia akan melupakan batasan-batasan yang ada sehingga tuhan akan memberikan cobaan untuk nyayang membuat nya menderita.
Penderitaan selalu datang tak terduga, manusia takkan pernah tau kapan dia akan dikasih ujian atau cobaan oleh sang maha kuasa, ntah jam berapa, dimana, kapan dan sama siapa dan berapa penderitaan yang akan datang kepadanya dan akan menghampiri hidup nya. Manusia hanya perlu berusaha dan berdoa kepada yang maha kuasa untuk meminta tolong agar beban atau penderitaan yang ada selalu dimudahkan dan bisa terlewati dengan baik. Dan, manusia pun hanya perlu menjalani hidup nya sebaik mungkin dengan peraturan yang berlaku di masyarakat maupun agama.








MANUSIA DAN PENDERITAAN

Apa itu penderitaan?
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita beasal dari kata sansekerta dhra. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin atau juga lahir batin. Yang termasuk penderitaan antara lain keluh kesah, kesengsaraan, kelaparan, kekenyangan, kepanasan, dll.

1. SIKSAAN
Berbicara tentang siksaan, maka terbayang pada ingatan kita tentang neraka dan dosa, dan akhirnya firman Tuhan dalam Kitab Suci Al-Qur’an. Seperti kita maklumi didalam kitab suci Al-Qur’an terdapat banyak sekali surat dan ayat yang membicarakan tentang siksaan ini.
Macam siksaan  dan bentuk siksaan bertebaran antara 69 buah dari surat Al-Ankabut.
Siksaan juga dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasmani dan dapat juga berupa siksaan jiwa atau rohani. Akibat siksaan yang dialami seseorang, timbulah penderitaan. Siksaan yang sifat nya psikis misalnya;
Kembimbangan; dialami seseorang bila ia pada suatu saat tidak dapat menentukan pilihan yang akan diambil
a. Kesepian; dialami seseorang yang merasa kesepian walaupun berada di lingkungan yang ramai.
b. Ketakutan;  merupakan bentuk lain yang dapat menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin.

2. SEBAB SESEORANG MERASA KETAKUTAN
·         CLAUSTROPHOBIA; yaitu, takut terhadap ruangan tertutup
·         AGROPHOBIA; yaitu, takut terhadap ruangan tebuka
·         GAMANG; yaitu, takut berada di tempat ketinggian
·         KEGELAPAN; yaitu, takut beraa ditempat gelap
·         KESAKITAN; yaitu, takut yang disebabkan rasa sakit
·         KEGAGALAN; yaitu, takut akan mengalami kegagalan
3. KEKALUTAN MENTAL
Kekalutan mental adalah gangguan kejiwaan akibat ketidak mampuan seseorang menghadapi persoalan yang harus diatasi sehingga yang bersangkutan bertingkah kurang wajar.

GEJALA-GEJALA PERMULAAN SESEORANG MENGALAMI KEKALUTAN          MENTAL;
a. Nampak pada jasmani; merasakan pusing, sesak napas, demam, nyeri pada lambung
b. Nampak pada kejiwaan; rasa cemas, ketakutan patah hati, apatis, cemburu, mudah marah

TAHAPAN-TAHAPAN GANGGUAN KEJIWAAN ADALAH;
Gangguan kejiwaan nampak dalam gejala-gejala kehidupan si penderita baik jasmani mau pun rohani:
a.       Usaha mempertahankan diri dengan cara negative
b.      Kekalutan merupakan titik patah (mental breakdown)

PROSES-PROSES KEKALUTAN MENTAL YANG DIALAMI  SESEORANG MENDORONG NYA KE ARAH;
a.       POSITIF; trauma (luka jiwa), survive dalam hdup
b.      NEGATIF; trauma diperlarutkan atau diperturutkan akhirnya frustasi

4. BENTUK-BENTUK FRUSTASI
·        Agresi: kemarahan yang meluap-luap akibat emlsi tidak terkendali
·        Regresi: kembali pada pola reaksi primitive atau kekanak-kanakan
·        Fiksasi: pembatasan pada satu pola yang sama
·        Proyeksi: memproyeksikan kelemahan dan sikap-sikap sendiri yang negative pada orang lain
·        Identifikasi: menyamakan diri dengan seseorang yang sukses dan imajinasi nya
·        Narsisme: merasa dirinya lebih superior daripada orang lain
·        Autisme: gejala menutup diri secara total dari dunia real, puas dengan fantasi nya sendiri.
5. PENDERITAAN DAN PERJUANGAN
Penderitaan dikatakan sebagai kodrat manusia, artinya sudah menjadi konsekuesi manusia hidup bahwa manusia hidup ditakdirkan bukan hanya untuk bahagia melainkan juga menderita. Karena itu manusia hidup tidak boleh pesimis yang menganggap hidup sebagai rangkaian penderitaan. Manusia harus optimis, ia harus berusaha mengatasi kesulitan hidup.


6. PENDERITAAN, MEDIA DAN MASA SENIMAN
Dalam dunia modern sekarang ini kemungkinan terjadi penderitaan itu lebih besar. Hal ini telah dibuktikan oleh kemajuan teknologi dan sebagainya mensejahterakan manusia dan sebagai lainnya membuat manusia menderita.
Media masa merupakan alat yang paling tepat untuk mengomunikasikan peristiwa-peristiwa penderitaan manusia secara cepat kepada masyarakat. Melalui karya seni sehingga para pembaca, penontonnya dapat menghayati penderitaan sekaligus keindahan karya seni.

7. PENDERITAAN DAN SEBAB-SEBABNYA
Berdasarkan sebab timbul nya penderitaan, maka penderitaan manusia dapat diperinci sebagai berikut:
A. Penderitaan yang timbul karena perbuatan buruk manusia:
·         Perbuatan semena-mena kepada pembantu rumah tangga
·         Perbuatan buruk orang tua yang menganiaya pembantu rumah tangga
·         Perbuatan buruk para pejabat zaman orde lama
·         Perbuatan buruk manusia terhadap lingkungan: banjir, tanah longsor dan perbuatan lalai: gas beracun
B. Penderitaan yang timbul karena penyakit, siksaan/azab tuhan:
·         Seseorang anak lelaki buta yang dilahirkan
·         Nabi Ayub mengalami siksaan Tuhan, tetapi dengan sabar menerima cobaan ini
·         Tenggelamnya Fir’aun di laut merah



8. PENGARUH PENDERITAAN
Sikap yang timbul pada orang yang mengalami penderitaan berupa sikap positif ataupun negative. Contoh sikap negative yaitu penyesalan karena tidak bahagia, sikap kecewa, putus asa, ingin bunuh diri.
Sikap positif yaitu  sikap optimis mengatasi penderitaan hidup bahwa hidup bukan lah rangkaian penderitaan. Sikap positif biasanya kreatif dan tidak mudah menyerah.
Apabila sikap negative dan sikap positif ini dikomunikasikan oleh para seniman kepada para pembaca, penonton, maka para pembaca, para penonton akan memberikan penilaiannya.








  
KESIMPULAN

Penderitaan tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia. Karena setiap manusia akan pernah dan pasti pernah mengalami penderitaan. Nasib malang atau penderitaan datang tak dapat ditolak, harus diterima apa adanya, kita pasrah kepada Tuhan.
Kasus penderitaan bermacam-macam sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia, dan kasus penderitaan seseorang berbeda dengan orang lain.
Sejak jaman dahulu, kasus penderitaan dituangkan dalam bentuk seni, misalnya seni sastra, seni wayang, seni drama, seni music, dan sebagainya. Penderitaan orang dahulu tidak kalah hebat dibandingkan pada jaman teknologi modern.
Dalam jaman perkembangan teknologi modern ini kasus penderitaan seperti kelaparan, gempa, menjalarnya penyakit, gunung meletus, dan sebagainya, dalam waktu singkat tersebar luas ke seluruh dunia, sehingga dalam waktu singkat pula rasa simpati dari berbagai penjuru mengalir dalam bentuk berbagai macam sumbangan.
Dengan mempelajari berbagai kasus penderitaan manusia berarti telah mempelajari sikap, nilai, harga diri, ketaakan, kesombongan orang dan sebagainya. Semuanya itu bermanfaat untuk memperdalam dan memperluas persepsi, tanggapan, wawasan, dan penalaran bagi yang mempelajarinya.














                         DAFTAR PUSTAKA

1.     Hoegino, Drs., dkk., Ilmu Budaya Dasar dan PKLH, IKIP Semarang Press, Semarang, 1990.
2.     Suyadi, M.P., Drs. Buku Materi Pokok Ilmu Budaya Dasar, Universitas Terbuka, Jakarta, 1985.
3.     Hartono, Drs., dkk., Ilmu Budaya Dasar, CV. Pelangi, Surabaya, 1986.

4.     Syamsurizal, Ilmu Budaya Dasar, Nur Cahaya, Yogyakarta, 1987. 

No comments:

Post a Comment